Tantangan dan Peluang untuk Proyek Infrastruktur Berkelanjutan di Indonesia

Dalam Kerjasama dengan Kedutaan Denmark
Tantangan dan Peluang untuk Proyek Infrastruktur Berkelanjutan di Indonesia

04 Maret 2013
Penulis: Administrator

Jakarta, 4 Maret 2014 - Pengembangan Infrastruktur dan isu-isu lingkungan menimbulkan tantangan baru bagi semua pihak dalam sektor infrastruktur. Dengan kata lain, pembangunan infrastruktur harus sesuai dengan upaya untuk melestarikan lingkungan. Upaya dan kesadaran pelestarian lingkungan telah dibawa ke permukaan di seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang telah menempatkannya ke dalam agenda 2015 (pasca Agenda Pembangunan MDG 2015). Dalam pidatonya di pertemuan G-24 di Monrovia pada tahun 2012, Presiden Yudhoyono menekankan pentingnya fokus pada pengentasan kemiskinan, dan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Secara khusus, Beliau menyebutkan empat poin penting, salah satunya adalah pembangunan model pengembangan yang berkelanjutan untuk mengatasi masalah perubahan iklim, sumber daya alam, dan pelestarian lingkungan. 

Titik fokus pada Forum Infrastruktur Dialogue Series yang akan datang adalah pada penerapan dan adopsi teknologi inovatif yang berwawasan lingkungan, berkelanjutan dan berlaku untuk proyek-proyek infrastruktur di Indonesia yang saat ini sedang dibangun, dan untuk proyek-proyek potensial. Pentingnya isu lingkungan ini juga diakui oleh negara-negara maju, yang telah mengadopsi prinsip-prinsip hijau dalam pelaksanaan pembangunan. Denmark adalah salah satu negara pertama yang akan bebas dari ketergantungan minyak pada tahun 2050. Negara ini juga menyatakan bahwa hal itu akan bebas terhadap karbon dioksida (CO2) pada 2025. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, Denmark secara konsisten berkomitmen terhadap pembangunan yang ramah lingkungan. Menteri Perdagangan dan Investasi Denmark Pia Olsen Dhyr mengatakan, "Denmark berkomitmen untuk merintis transisi menuju pembangunan yang berwawasan lingkungan, menjadi negara dengan ekonomi pertumbuhan hijau; bebas dari ketergantungan pada bahan bakar fosil pada tahun 2050". 

Dialogue Series terbaru ini akan diselenggarakan dalam kerjasamanya dengan kedutaan Denmark, dan partisipasi dari sejumlah perusahaan Denmark yang berpengalaman dalam kerangka kebijakan dan solusi inovatif dalam mengembangkan proyek-proyek infrastruktur yang berkelanjutan. 

Para pembicara tamu terdiri dari Ir. Tamba Hutapea, Wakil Kepala BKPM; Dr Wahyu Utomo, 
Asisten Deputi Perumahan - Deputi Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; dan Dr Ir. Bastary Pandji Indra, MSP, Direktur Pengembangan Kemitraan Pemerintah Swasta, BAPPENAS. Para pembicara akan fokus mengangkat masalah secara jelas dan terbuka dalam forum interaktif tersebut. "Penekanan dialog ini akan mengembangkan infrastruktur yang berkelanjutan, dan menjadi Ekonomi Hijau" kata Bernardus Djonoputro, Pemimpin Konferensi, dan Managing Director PT Nusantara Infrastructure Tbk. 

Selain berbagi pengetahuan, Denmark berharap untuk lebih mengembangkan hubungan bilateral antara kedua negara. "Kunjungan Menteri Perdagangan dan Investasi merupakan tonggak penting dalam menuju tujuan ini" kata Martin Bille Hermann, Duta Besar Denmark untuk Indonesia. 

Ada daftar panjang proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Dari data yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan BAPENAS, dana yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur dalam lima tahun ke depan berjumlah lebih dari 140 miliar dolar AS. Dari jumlah ini, kemampuan keuangan pemerintah hanya sekitar 35%. Sisanya ini diharapkan akan dibangkitkan melalui skema PPP (Public Private Partnership). 

Tantangan utama skema PPP mencakup masalah kontak, kelayakan komersial, pembebasan lahan, tumpang tindih peraturan dan kurangnya kapasitas penyelenggara lelang PPP. Isu-isu ini memiliki implikasi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat investasi di Indonesia. 
Dari sudut pandang investor, lambatnya kemajuan penyelesaian masalah ini adalah salah satu keprihatinan utama yang berakibat adanya kehati-hatian untuk berinvestasi ke sektor ini. 

Sekitar 150 pengusaha, profesional, dan pemimpin industri dari Denmark dan Indonesia akan hadir di Dialogue Series, yang berasal dari latar belakang sektor beragam, di antaranya jalan tol, pelabuhan, air, listrik, serta energi. Juga akan hadir perwakilan dari bidang akademisi dan media nasional. (End)