PROYEK JALAN TOL LAYANG A.P. PETTARANI MAKASSAR MASUKI TAHAP AKHIR PEMASANGAN BALOK JEMBATAN

17 Mei 2020
Penulis: Administrator
Teknologi konstruksi yang digunakan pada proyek ini tergolong baru. WIKA Beton sebagai kontraktor utama proyek memilih metode span by span dengan Launching Gantry untuk proses pemasangan balok jembatan serta Beam Bracing sebagai metode kerja pier. Berbekal pengalaman WIKA Beton pada proyek Semanggi yang lalu, penggunaan metode ini sangat efektif dan dapat menekan risiko gangguan lalu lintas yang muncul saat proses pengerjaan proyek berlangsung. Proyek Jalan Tol Layang pertama di Kota Makassar ini diperkirakan dapat diselesaikan pada tahun 2020.
Meski di tengah pandemi Covid-19, pengerjaan Proyek Jalan Tol Layang A.P. Pettarani ini terus dilakukan dengan tetap mematuhi standar Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja (SMK3) serta protokol pencegahan Covid-19 yang diterapkan secara disiplin dan ketat. Sejumlah prosedur pencegahan dan penanganan Covid-19 telah dibuat, diterapkan di seluruh unit kerja WIKA Beton sejak akhir Februari 2020 dan terus diperbarui seiring dengan perkembangan data kasus di Indonesia.
Direktur Utama PT Makassar Metro Network (MMN) Anwar Toha mengungkapkan, “sebagai kontribusi kami dalam memberikan solusi untuk mengurai kepadatan kendaraan di Kota Makassar, Manajemen Perusahaan bersama dengan WIKA Beton, Nippon Koei Co., Ltd. dalam Operasi Bersama PT Indokoei International dan PT Cipta Strada selaku Konsultan Supervisi serta PT Virama Karya selaku Konsultan Pengendali Mutu Independen, terus berkoordinasi untuk dapat memberikan pelayanan terbaik dalam menyelesaikan pembangunan ini. Salah satunya dengan pengaplikasian metode yang menggunakan teknologi konstruksi terbaru untuk kelancaran proyek. Melalui tahapan ini, diharapkan pengerjaan proyek dapat segera selesai, sehingga Masyarakat Makassar dapat merasakan manfaat dari jalan tol layang ini”.
Sementara itu, Direktur Utama WIKA Beton Hadian Pramudita dalam sambutannya menyampaikan: “WIKA Beton bekerja secara maksimal menyelesaikan Proyek Jalan Tol Layang A.P. Pettarani ini dengan jaminan biaya, waktu dan mutu kualitas terbaik dengan tetap menjalankan sistem manajemen kesehatan & keselamatan kerja di lingkungan kerja kami.” Tol Layang A.P. Pettarani dengan panjang 4,3 km dibangun di atas jalan nasional A.P. Pettarani tanpa adanya pembebasan lahan. Pembangunan proyek ini terbagi atas 74 span pada Main Line, 9 span pada Ramp On dan 7 span pada Ramp Off dengan jumlah box girder sebanyak 3.044 melibatkan tidak kurang dari 1000 pekerja pada pekerjaan kontruksi di proyek dan kurang lebih 300 orang pada produksi box girder di Pabrik Produk Beton milik WIKA Beton yang berlokasi di KIMA 20 Makassar.
“Kami harap proyek prestisius di wilayah timur Indonesia ini bisa selesai tepat waktu dengan hasil yang memuaskan. Proyek ini merupakan salah satu bentuk kontribusi WIKA Beton dalam pemerataan pembangunan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera, khususnya di wilayah Indonesia Timur,” lanjut Hadian.
Seperti yang diketahui, PT Makassar Metro Network (MMN) dan Pemerintah daerah menginisiasi pembangunan Jalan Tol Layang A.P. Pettarani, Makassar sebagai solusi untuk mengurai kemacetan lalu lintas, sekaligus membangun konektivitas di Timur Indonesia. Pembangunan Jalan Tol Layang A.P. Pettarani telah dimulai sejak akhir April 2018 dengan menggandeng WIKA Beton sebagai Kontraktor Utama, Nippon Koei Co., Ltd. dalam Operasi Bersama PT Indokoei International dan PT Cipta Strada sebagai Konsultan Supervisi serta PT Virama Karya sebagai Konsultan Pengendali Mutu Independen.
Tol Layang A.P. Pettarani dimulai dari akhir Jalan Tol Seksi II, tepatnya di Persimpangan Jl. Urip Sumoharjo melewati Persimpangan Jl. Boulevard Panakkukang, Jl. Hertasning dan berakhir sebelum Persimpangan Jl. Sultan Alauddin. Dengan tergabungnya Tol Pettarani dengan Tol existing ini, maka seluruh ruas tol Seksi I – III akan berubah menjadi sistem operasi terbuka dengan total panjang 10,4km. Jumlah lajur jalan adalah 2 x 2 dengan lebar 3,50 m dan memiliki dua on-off ramp yaitu di Boulevard dan Alauddin.
Sekilas Mengenai PT Margautama Nusantara
PT Margautama Nusantara (MUN) adalah Bisnis Unit Strategis dari PT Nusantara Infrastructure Tbk (NI), yang bergerak dalam sektor pengelolaan dan pengembangan jalan tol. MUN adalah induk perusahaan dari PT Bintaro Serpong Damai (BSD), PT Makassar Metro Network (MMN) dan PT Jalan Tol Seksi Empat (JTSE).
PT Bintaro Serpong Damai (BSD) yang mulai beroperasi pada 2 Februari 1999 merupakan pemegang konsesi jalan tol sepanjang 7,25 km yang menghubungkan antar daerah Serpong dan Pondok Aren, Jakarta. Jalan Tol Serpong – Pondok Aren merupakan jalan tol yang dibangun dan dilaksanakan oleh BSD dan pengoperasiannya bekerjasama dengan PT Jasa Marga.
MMN adalah pemegang konsesi jalan tol sepanjang 6,05 km yang menghubungkan pelabuhan Soekarno-Hatta dengan jalan A.P. Pettarani (Seksi III) (flyover Urip Sumoharjo) di Makassar. Jalan tol MMN juga terhubung dengan Jalan Tol Seksi IV (JTSE), membentuk jalur utama antar kota. Saat ini, MMN juga tengah fokus dalam proses pembangunan Jalan Tol Layang A.P. Pettarani sepanjang 4,3 km yang bertujuan untuk mengurai kemacetan lalu lintas. Pembangunan Tol Pettarani dimulai dari akhir Jalan Tol Seksi II, tepatnya di Persimpangan Jl. Urip Sumoharjo melewati Persimpangan Jl. Boulevard Panakkukang, Jl. Hertasning dan berakhir sebelum Persimpangan Jl. Sultan Alauddin.
Sementara JTSE merupakan pemegang konsesi ruas Jalan Tol Seksi IV di Makassar sepanjang 11,57 km, yang mana terhubung dengan ruas jalan tol yang dioperasikan oleh PT Makassar Metro Network (MMN), mulai dari jembatan Tallo sampai dengan simpang Mandai Makassar, dan menyediakan akses ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.